BoboSyantik - Sebut saja nama
dosenku Sherly, orangnya lumayan cantik, umurnya berkisar 40 tahun. Kulitnya
putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tingginya sekitar 167 cm, bodynya
bagus banget, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada
yang menggemaskan, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B ukurannya, pokoknya
tokcer dech. Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan Ibu, Ia dosen
tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti
tahu).Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana
mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awalawal
kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa
saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Erly selalu
memperhatikanku (kuketahui setelah ini).
Ku Genjot Dosen Kampus Berbadan Bohay Favoritku
Tapi setelah menjelang ujian tengah
semester aku mulai curiga dengan gerakgerik dan perhatiannya padaku. Kalau
tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat
berhenti. Bu Erly memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan
(yah, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).Sejenak kupikir
ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai
ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku
menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih
risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai
celana yang agak ketat, sehingga bagian selangkanganku kelihatan menggelembung
(mungkin penisku kebesaran ya menurut Bu Erly).Aku waktu itu make baju jungkis
dan di luarnya ku pakai kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku
dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia
mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, Kok saya
sering salah yah hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk
kesekian kalinya.Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidaktidak
dong. Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih
mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen
tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanyatanya dalam hati
apa ia tidak puas sama suaminya. Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu
ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau
B.Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis usai kuliahGilang.. Nanti
kamu ikut saya ke ruangan saya!
(dilansir dari BoboSyantik.blogspott.com)
Baik, Bu.. Tapi ada apa yah? jawabku ingin tahu.Tidak ada apaapa, saya
ingin minta tolong pada kamu satu hal jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya
yang mungil. Aku bertanyatanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir
olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauhjauh
takuttakut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi.Aku mengikutinya dari
belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa.
Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking,
dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang
diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah.
Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang
kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk
bertanya padanya.Ada apa yah Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan
Ibu..?Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID
semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja
hilang entah kemana.. jelasnya.Jadi.. Bu..? tanyaku tidak sabaran.Jadi Ibu
pengen minta tolong sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi,
kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus
teliti.. jelasnya lagi. Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..? tanyaku lagi
untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku. Karena itulah Ibu minta tolong sama
kamu, kamu dapat nilai A untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu
Ibu pintanya dengan sedikit nada memohon.Kapan Bu..? tanyaku singkat karena aku
bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.Kamu tidak kemanamana kan malam
ini..?Tidak.. balasku singkat.Malam ini aja yah, kamu tau kan alamat ini?!
seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku
mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya,
posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang
menggairahkan.Maaf Bu.. ucapku padanya.Tidak apa kok, Lang Bibirnya kecilnya
sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang
harum.Jam 8:00 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini.
Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi kustater Civic
Wonderku ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang
dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku.
Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan
pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam
renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya. Aku masuk dengan pagar
yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan
menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna
kuning muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya yang
sebahu di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia
malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi,
baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan
rupiah, maupun furniture lainnya.Hayo, masuk..! Lagi mikirin apa sih? tegurnya
membuyarkan lamunanku.Ah.. Tidak apa kok Bu.. ucapku sekenanya. Aku melangkah
masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di
ruangan itu.Mau minum apa Lang? tanya pemilik bibir manis ini.Apa aja dech Bu
asal jangan es teh aja Bu.. Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat
saat aku masuk ke rumah mewah ini.Coklat panas, mungkin bagus yah buat kamu..
tanyanya.Iya dech Bu, coklat panas aja.. Karena aku memang suka sekali coklat.
Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi
bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau
suaminya seorang pengusaha mebel dan furniture antik dan sekarang sedang berada
di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana, anaknya ada 2 orang yang
besar sekarang sedang kuliah di Jerman sekarang sudah tahun ketiga, dan yang
kecil cewek masih SMU dan lebih sering menginap di rumah neneknya karena memang
rumah neneknya dekat dengan sekolahnya. Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan
dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini
dan datang dari pagi hingga sore.Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya
hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.Oh Yach, Bu, mana hasil
ujiannya.. tanyaku setelah ngalorngidul kemanamana.Oh iya, jadi kepanjangan
ngomongnya, seraya memberi senyuman dan tawa kecil. Ia memintaku untuk ikut ke
ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak
karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah.
Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali artnya begitu
indah, dengan luas kirakira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtubnya terletak di
dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2
kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik
lainnya.Aku duduk di kursi kerjanya dan tibatiba ia merangkulku.Lang..
Sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika
udah ujian semester katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di
telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku
dan mencium telingaku.Lang..
Bantu Ibu ya, puaskan Ibu..Tidak mungkin Bu.. aku
setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu
persatu.Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang sering ditinggal lama
oleh suaminya, kata Ibu Erly setengah memohon. Detik berikutnya aku berdiri dan
membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat,
matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang over size, panjangnya kirakira 20
cm dengan diameter 4 cm.Bu.. Jangan cuma dilihat dong Bu.. kataku sedikit
bercanda.Punyamu besar sekali, mungkin tidak masuk semua ke dalam vagina Ibu..
balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betulbetul
bernafsu.Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta
melumat bibirnya yang kecil, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri
menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada
indah milik orang yang sebelumnya ku hormati, putingnya kuputar dengan lembut
walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu
Erly, tangan kanannya mengocokngocok kemaluanku yang tadi sudah sedikit tegang,
dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya. Aku pun
membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa
menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan celana dalam, (oh yah aku belum
melihat bentuk vaginannya, karena bibir kami masih saling melumat). Aku
meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya
dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai (bahenol), bibirku menghisap
bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha
masuk ke dalam bibirnya.Setelah puas berpagutan,
aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengahtengah buah
dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia
bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisaphisap puting payudaranya
dengan kuat, ia merintih keenakan. Oh.. Ohhmm.. Enak sayang..! desahannya
menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya
kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih. Ahh.. Ahhm
ohh.. Aku semangkin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan
hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal
yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di
bukubuku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk
pengalamannya baru ini yang pertama. Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke
selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa
pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras
desahannya. Ahh.. Aahh.. Ohmm.. Enak sayang yahh di situ.. Ohmm.. Tidak puas
dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan
mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi.Kemudian aku
kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha
memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah
kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati
anusnya tanpa merasa jijik.Kaammu.. Suukaa kaan.. Saayyaanng.. Oh ennakh
sekaallii lidah kamu.. desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak
kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah. Yah.. Bu.. Aku akan
menjilati sampai Ibu puas.. ucapku sesaat melepaskan jilatanku dan kembali
menjilati anusnya, aku mengangkat kaki Bu Erly ke atas dan kembali menjilati
anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga
kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa
membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus
dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya
lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.Ah.. Ahh.. Langg..
Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yahh.. ujarnya di tengah desahannya
semakin menjadi yang menambah semangatku. Aku menyukai vaginanya, habis
cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli
dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari
tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya.Ahh.. Ohmm.. Ibuu,
maauu keluuaarr saayaanng.. dan.. Croott.. Creett.. Croot.. Tubuh Bu Erly
mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat,
lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas
lidahku. Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di
dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan
kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis
rasanya enak dan aku suka sekali. Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik
kepadanya untuk pindah di tempat tidur. Aku menggendongnya dan menghempaskannya
di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali
mengangkang kakinya lebarlebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit
kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku.Sayang.. Sini Ibu pingin ngisep
penismu.. katanya sembari memegang dan mengocok batang kemaluanku yang
tegangnya sudah maksimal. Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya
yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa
kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia
berusaha memasukkan kemaluanku yang over long dan over size ke dalam mulutnya
pertama cuma kepala penisku saja yang masuk dan kemudian mili demi mili masuk
ke dalam mulutnya, baru setengahnya ia sudah menariknya lagi dan menjilati
lagi.Buu.. Kalau nggak bisa, tidak usah dimasukin semua Bu.. ujarku.Tidak..!
Harus masuk semua sayang.. timpalnya kembali ia berusaha memasukan batang
kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke
depan, tanganku memegang kepala Bu Erly. Ehk.. Akhh.. mulutnya tercekat tapi ia
tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, sudah 3/4 tinggal
seperempat lagi dan akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk
semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya. Terasa sedikit ngilu ketika
giginya menyetuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku
sampai di tenggorokannya. Bu Erly menatapku dengan bangga dan kemudian
mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta
mengeluarmasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ahh.. Ehh.. Eennaakkhh.. ujarku
sambil memegang kepalanya seolaholah aku sedang menyetubuhi mulutnya.15 menit
berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di
atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebarlebar dan mengarahkan
kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia
mendesah keenakan.Oohh.. Ennakhh Sayang ayo musukkan sekarang..!
Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan
ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal
kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari
lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki.
Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang
senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati.Aahh.. Aoohh..
Terus.. Sayang.. rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/3 ke dalam lubang
senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik
kesakitan.Auuwww.. Pelan Sayang.. Sakit..Maaf Bu saya bernafsu sekali. Aku
kembali menekankan pantatku perlahan dan 2/3 sudah amblas di dalam vaginanya
yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia
kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang.Aaauuw.. Ahhwww..Maaf Bu..
Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan
berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk
mengocoknya. Aku menurunnaikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan
menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan
terbiasa menerima kemaluanku.Aahh.. Ehhtt.. Ohmm.. desahan Bu Erly semakin membuatku
bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot
vaginanya. Nikmat sekali rasanya.Buu.. Ennakh.. Bu, punya Ibuu.. Semppiit
sekaali Buu.. Ohmm.. Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo
goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa
dengan penisku yang semakin mengeras. Cairan pelicin vagina Bu Erly mengalir
dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan
batang kemaluanku, hingga berbunyi, Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb.. Lima belas
menit kemudian Bu Erly sepertinya sudah ngosngosan, ia mendekapku erat. Aku
semakin bersemangat menaikturunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas
payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar
air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot
puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat,
keduaduanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Erly semakin
bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit
kemudian tubuh Bu Erly menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia
berteriak. Langg.. Benamkan yang dalam.. Tanpa ampun aku menusuknya dengan
sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnyaAkkuu.. Keluuaarr Langgg, oohhmm
eenaakhh.. pekik Bu Erly dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat
menandakan ia benarbenar mengalami orgasme yang hebat. Croott.. Ccreett..
Crooeett.. Mani Bu Erly terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali
semburan sehingga terasa vagina Bu Erly becek dan dipenuhi oleh maninya
sendiri.Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan
dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya
ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang
masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme, dan kemudian Bu
Erly yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata, Lang.. Kamu
hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apaapa.. Kemudian aku bangkit
dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya
sampai bersih, yah hitunghitung membangkitkan lagi nafsu si Dosen.Aku mengambil
posisi 69 dan kemudian setelah Bu Erly kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu
pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style. Aku memasukkan
kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam
lubang kemaluannya. Bless.. Kemudian aku kembali mengocok Bu Erly dengan penuh
semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Erly, begitu denganku berteriak
dan mendesah dengan kuat. Ahh.. Ohhmm.. Eennaakkhh.. Koccookk yang keenccang
sayyaangg.. rintih Bu Erly. Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas
payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan
beraturan.12 menit kemudian Bu Erly kembali mengejang, dan mencapai
puncaknya.Ohhmm.. Akuu sampaii Lanngg.. Sayaanngg.. desahnya dengan tubuh
mengejang kaku. Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh
bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. Plok.. Plookk.. Dan
bunyi lubang senggama Bu Erly yang sedang beradu dengan batang kemaluanku.
Bleb.. Bleeb.. Cleeb.. Aku tidak peduli. Oh sayaangg aku capek..
Tooloong
berhentii sebbeentarr, mohon Bu Erly.Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli
sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Erly kembali
mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah
hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku
dengan cara menidurkan Bu Erly dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya
dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul
di ujung kemuluanku akan meledak.Aaahh.. Buu.. Aakuu ssammpaii.. rintihku sampai
mendekapnya dengan sangat erat. Buu kuu keluuarkan diimannaa.. Buu.. tanyaku
dalam rintihan. Dii.. Dalam aajaa sayaanng.. pintanya sambil mendekapku kuat.
Saayyaangg..iibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Oohhmm..
Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Erly yang orgasme yang kesekian
kalinya, dan.. Crreett.. Ccrrot.. Seerr.. Air maniku dan air mani Bu Erly
keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Erly. Rasanya penuh
sekali dan otot Bu Erly semakin kuat menjepit kemaluanku.15 menit aku terdiam
menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Erly,
kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Erly memujiku. Sayang, belum
pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi
baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain
suami, dan biasanya suami Ibu hanya mampu betahan cuma lima menit, padahal Ibu
belum apaapa.. Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil
keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu..Memek Ibu enak sekali sedotannya asyik
balasku pada Bu Erly. Kemaluanmu besar sekali Sayang, padahal kemaluan suami
Ibu 1/3nya saja, mungkin tidak sampai, Ibu sempat berpikir apakah bisa masuk ke
dalam punya Ibu dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim
Ibu terasa hangat, ujarnya. Boleh tidak aku ulangi lagi..? pintaku menatap
matanya. Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar
yahh..Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Erly sudah
terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandangi tubuh Bu
Erly dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan
dosenku yang tadinya kuhormati.Dua jam sudah Bu Erly terlelap dan ketika ia
terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam
waktu itu menunjukkan pukul 12:30 karena aku sempat melirik jam dinding. Oh
Sayang, kamu lagi cari apaan..? tanyanya sedikit bercanda. Cari Biji kerang,
Bu, balasku lagi dalam canda. Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging,
aku mau merasakan lubang anusnya.Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung
keras ke lubang pantatnya itu. Ahh, sayaangg jangan dii situu donng.. Blebb..
Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat. Akhh.. Ehheekk..
jeritnya. Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu.. pintaku sedikit
memohon.Pelanpelan yahhh.. Sakit Langg..Aku mengocok lubang anusnya dengan
penuh semangat, kupikir Bu Erly tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah
cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan
aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur
dengan pulas, begitu pun dengan Bu Erly.Paginya kami mengulangi lagi hingga
puas, pukul 12:00 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 14:00. Di kampus
aku bertemu dengan Bu Erly, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman
sekilas.Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit
di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan
ternyata lebih nikmat. Kata Bu Erly aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya
dan menelan maninya.Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Erly,
yahh untuk membantu Bu Erly menyelesaikan pekerjaannya (Hee.. Hee.. Hee..).
Tentu asal Bu Erly tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A aku
juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Erly yang cantik.
Bahkan ia berjanji mau menukar Civic tuaku dengan Escudo tahun tinggi.Perlu
pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di
ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), di kamar
anakanaknya dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam
kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. Memang dasar rezeki
nomplok..Tamat
No comments:
Post a Comment